Jumat, 08 Januari 2016

tugas agribisnis budidaya rumput laut

Budidaya Rumput Laut

Pendahuluan

            Tujuh puluh persen wilayah Indonesia adalah lautan, yang mempunyai berbagai jenis sumber hayati, dan lingkungannya yang sangat potensial. Oleh karena itu pemanfaatan rumput laut di Indonesia dapat berkembang dengan baik.

            Rumput laut merupakan salah satu hasil laut yang potensial dikembangkan karena rumput laut cukup mudah dipelihara dan dibudidayakan dan akan mendatangkan keuntungan. Karena sebagian bahan makan, obat – obatan, kosmetik, berbahan dasar rumput laut.

Pembahasan

1.      Potensi Budidaya dan Produksi

Daerah penyebaran budidaya rumput laut di Provinsi Maluku tersebar di enam Kabupaten yaitu Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku Tengah, Maluku Tenggara, Maluku Tenggara Barat, dan Kepulauan Aru.
Di Jakarta juga ada di Pulau Seribu ( Jakarta Baru )

2.      Saluran  Pemasaran

Menurut ( Kotler dan Susanto, 2001 dalam Tamarele, 2010 ) saluran pemasaran atau marketing chanel merupakan sekumpulan organisasi independen yang terlibat dalam proses membuat suatu produk atau jasa tersedia untuk digunakan dan dikonsumsi.

            Salah satu contoh bentuk saluran pemasaran budidaya rumput laut yaitu di Kotania Bawah. Dimana hasil panennya yang dala bentuk rumput laut kering dijual langsung kepada pedagang pengumpul dari Dusun Wael.

3.      Biaya Investasi

Investasi merupakan modal kerja permanen atau biaya – biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan barang investasi seperti rumput laut. Modal umumnnya merupakan modal yang biasanya dipakai dalam jangka panjang. Dan nilai modal investasi dari budidaya rumput laut akan mengalai penyusutan dari tahun ke tahun bahkan dari bulan ke bulan.

4.      Biaya Operasional atau Modal Kerja

Biaya dalam ekonomi mencerminkan efesiensi system produksi, sehingga konsep biaya rumput laut juga mengacuh kepada  konsep produksinya. Dalam konsep produksi berbicara tentang penggunaan input secara fisik dalam menghasilkan output produksi. Biaya tetap  yang di dapat kegiatan budidaya rumput laut secara rata – rata di daerah Maluku mencapai Empat Juta lebih. Dan secara rata – rata total biaya variable yang harus di keluarkan dalam kegiatan pembudidayaan rumput laut yaitu kurang lebih Tujuh Juta Rupiah.

5.      Break Even Point ( BEP ) / Titik impas

Analisis Break Even Point yang merupakan alat analisis untuk mengetahui batas nilai produksi suatu usaha mencapai  titik impas ( tidak rugi dan tidak untung ). Sebuah usaha dinyatakan layak apabila BEP produksi lebih besar dari jumlah unit yang sedang di produks saat ini.

Untuk BEP harga pembudidaya rumput laut akan memperoleh titik impas pada saat harga jual rumput laut sebesar kurang lebih Tujuh Belas Ribu Rupiah per Kilogram. Sedangkan BEP produksi perusahaan tidak memperoleh kerugian akan dicapai pada saat hasil pemanenan mencapai 1,6 Kg.

Dengan mempunya kemampuan membudidayakan rumput laut, usaha tersebut akan menambah lahan perkerjaan, dan mendatangkan sebuah keuntungan. Dan perlu adanya perhatian serius dari pemerintah setempat maupun instansi terkait terhadap usaha yang dijalankan, dalam hal pemberian bantuan modal serta bentuk – bentuk bantuan lainnya dalam rangka membantu mengembangkan usaha ini kedepannya.


Sumber :
Anggadiredja, J.T. Zatrika, A. Purwoto, H. Dan Istini, S. 2008. Rumput laut