Budidaya Rumput Laut
Pendahuluan
Tujuh
puluh persen wilayah Indonesia adalah lautan, yang mempunyai berbagai jenis
sumber hayati, dan lingkungannya yang sangat potensial. Oleh karena itu
pemanfaatan rumput laut di Indonesia dapat berkembang dengan baik.
Rumput
laut merupakan salah satu hasil laut yang potensial dikembangkan karena rumput
laut cukup mudah dipelihara dan dibudidayakan dan akan mendatangkan keuntungan.
Karena sebagian bahan makan, obat – obatan, kosmetik, berbahan dasar rumput
laut.
Pembahasan
1.
Potensi Budidaya dan Produksi
Daerah
penyebaran budidaya rumput laut di Provinsi Maluku tersebar di enam Kabupaten
yaitu Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku Tengah, Maluku Tenggara, Maluku
Tenggara Barat, dan Kepulauan Aru.
Di Jakarta juga ada di Pulau Seribu (
Jakarta Baru )
2.
Saluran Pemasaran
Menurut (
Kotler dan Susanto, 2001 dalam Tamarele, 2010 ) saluran pemasaran atau
marketing chanel merupakan sekumpulan organisasi independen yang terlibat dalam
proses membuat suatu produk atau jasa tersedia untuk digunakan dan dikonsumsi.
Salah
satu contoh bentuk saluran pemasaran budidaya rumput laut yaitu di Kotania
Bawah. Dimana hasil panennya yang dala bentuk rumput laut kering dijual
langsung kepada pedagang pengumpul dari Dusun Wael.
3.
Biaya Investasi
Investasi merupakan modal
kerja permanen atau biaya – biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan barang
investasi seperti rumput laut. Modal umumnnya merupakan modal yang biasanya
dipakai dalam jangka panjang. Dan nilai modal investasi dari budidaya rumput
laut akan mengalai penyusutan dari tahun ke tahun bahkan dari bulan ke bulan.
4.
Biaya Operasional atau Modal
Kerja
Biaya dalam
ekonomi mencerminkan efesiensi system produksi, sehingga konsep biaya rumput
laut juga mengacuh kepada konsep
produksinya. Dalam konsep produksi berbicara tentang penggunaan input secara
fisik dalam menghasilkan output produksi. Biaya tetap yang di dapat kegiatan budidaya rumput laut
secara rata – rata di daerah Maluku mencapai Empat Juta lebih. Dan secara rata
– rata total biaya variable yang harus di keluarkan dalam kegiatan
pembudidayaan rumput laut yaitu kurang lebih Tujuh Juta Rupiah.
5.
Break Even Point ( BEP ) /
Titik impas
Analisis
Break Even Point yang merupakan alat analisis untuk mengetahui batas nilai
produksi suatu usaha mencapai titik
impas ( tidak rugi dan tidak untung ). Sebuah usaha dinyatakan layak apabila
BEP produksi lebih besar dari jumlah unit yang sedang di produks saat ini.
Untuk BEP
harga pembudidaya rumput laut akan memperoleh titik impas pada saat harga jual
rumput laut sebesar kurang lebih Tujuh Belas Ribu Rupiah per Kilogram.
Sedangkan BEP produksi perusahaan tidak memperoleh kerugian akan dicapai pada
saat hasil pemanenan mencapai 1,6 Kg.
Dengan mempunya kemampuan membudidayakan
rumput laut, usaha tersebut akan menambah lahan perkerjaan, dan mendatangkan
sebuah keuntungan. Dan perlu adanya perhatian serius dari pemerintah setempat
maupun instansi terkait terhadap usaha yang dijalankan, dalam hal pemberian
bantuan modal serta bentuk – bentuk bantuan lainnya dalam rangka membantu
mengembangkan usaha ini kedepannya.
Sumber :
Anggadiredja, J.T. Zatrika, A. Purwoto, H.
Dan Istini, S. 2008. Rumput laut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar