Mengapa Dolar Menjadi Mata Uang Dunia
Sejarah Membawa
Dollar Menjadi Mata Uang Internasional
Dimulai dari
perjanjian Bretton Woods setelah Perang Dunia 2 yang efeknya masih terasa
hingga sekarang; perjanjian untuk menggunakan emas sebagai standar global nilai
mata uang. Pada saat itu keadaan ekonomi negara-negara dunia, kecuali Amerika
Serikat, hancur karena perang. Ini menyebabkan mereka bergantung pada pinjaman yang diberikan
oleh Amerika.
Pinjaman ini diberikan dalam bentuk Dollar Amerika. Sebagai jaminan, Amerika menerima emas yang dimiliki negara-negara ini. Hasilnya, Amerika otomatis menguasai seluruh emas di dunia dan jadinya hanya Dollar Amerika yang nilainya disokong oleh emas.
Secara praktis, ini berarti Dollar Amerika telah menggantikan emas sebagai sumber likuiditas perekonomian dunia dan menjadi basis sistem keuangan dunia. Implikasinya, setiap negara membangun cadangan devisa dalam bentuk Dollar Amerika; cadangan Dollar diperlukan agar mata uang negara yang bersangkutan dapat ditukarkan dengan Dollar atau emas. Pada saat ini lah mata uang Amerika itu menjadi mata uang internasional.
Pinjaman ini diberikan dalam bentuk Dollar Amerika. Sebagai jaminan, Amerika menerima emas yang dimiliki negara-negara ini. Hasilnya, Amerika otomatis menguasai seluruh emas di dunia dan jadinya hanya Dollar Amerika yang nilainya disokong oleh emas.
Secara praktis, ini berarti Dollar Amerika telah menggantikan emas sebagai sumber likuiditas perekonomian dunia dan menjadi basis sistem keuangan dunia. Implikasinya, setiap negara membangun cadangan devisa dalam bentuk Dollar Amerika; cadangan Dollar diperlukan agar mata uang negara yang bersangkutan dapat ditukarkan dengan Dollar atau emas. Pada saat ini lah mata uang Amerika itu menjadi mata uang internasional.
Pada
1978, sejumlah ekonomi di Robert Heller dan Malcolm Knight untuk pertama
kalinya berhasil menemukan fakta bahwa rata-rata 66 persen cadangan dana asing
di berbagai negara di dunia disimpan dalam bentuk dolar. Bahkan hingga saat
ini, jumlah tersebut belum banyak berubah dengan data statistik dari IMF yang
menunjukkan sekitar 60 persen dana asing disimpan dalam bentuk dolar.
Menurut
Robert McCauley dan Tracy Chan sebagai penulis laporan BIS, semakin tinggi
korelasi harga antara mata uang suatu negara dengan dolar, maka semakin tinggi
cadangan dana berdenominasi dolar di negara tersebut.
Laporan
tersebut juga menyebutkan, dolar tetap menguat bahkan saat mata uang besar
lainnya melemah hingga 18 persen sejak 1978. Dan dalam 36 tahun tersebut,
kontribusi ekonomi terhadap produk domestik bruto dunia hanya melemah enam
persen saja.
Dolar AS sangat terkenal di seluruh dunia. Mata uang ini
memang paling banyak dan paling mudah diperjualbelikan.
Hampir
85 persen dari total transaksi di pasar valuta asing dilakukan dalam mata uang
ini. Tidak heran jika, dolar AS dikenal sebagai mata uang dunia. Apalagi, Amerika
Serikat memiliki perekonomian yang sangat kuat. Tingginya nilai tukar dolar AS,
salah satunya memang karena perekonomian negara ini.
Dalam
perekonomian dunia, dolar AS juga memegang peranan penting. Naik turunnya
harga dolar AS terhadap mata uang lain di berbagai dunia, biasanya juga akan
berpengaruh terhadap keadaan perekonomian di suatu negara, termasuk Indonesia.
Indonesia mengalami keadaan e konomi
yang kurang stabil juga karena dolar AS.
Saat
berpergian ke luar negeri, uang dolar AS juga sering digunakan sebagai patokan
jika akan melakukan transaksi keuangan. Misalnya saat mengunjungi Malaysia dan
Singapura yang merupakan negara tetangga kita. Seseorang tidak bisa berbelanja
di negara tersebut, jika belum menukarkan mata uang dengan mata uang negara
bersangkutan.
Dengan
menukarkan dolar Amerika Serikat (AS), sebagian orang juga ingin berinvestasi,
mengingat harga dolar AS yang cukup tinggi.
Seperti
berita di bulan lalu Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo mengatakan,
saat ini kegiatan ekspor dunia usaha di Indonesia 94 persen masih menggunakan
mata uang dolar Amerika Serikat (AS), sedangkan untuk transaksi impor masih ada
78 persen yang menggunakan dolar AS.
Resiko Menjadi Mata
Uang Internasional
Tidak selalu menjadi
mata uang internasional itu memberikan efek positif pada negara yang memiliki
mata uang itu, dalam hal ini negara Amerika dengan Dollarnya.
Banyak efek negatif yang dapat melanda Amerika saat mata uangnya menjadi mata uang internasional. Beberapa efek negatif menjadi mata uang internasional antara lain:
Negara itu harus me-maintain trust, yang menyebabkan negara itu memiliki tugas yang berat untuk dunia. Apabila negara pemilik mata uang internasional tidak dapat me-maintain trust, maka dapat menyebabkan mata uang itu drop secara tiba-tiba. Akan lebih sulit dalam mengontrol likuiditasnya.
Banyak efek negatif yang dapat melanda Amerika saat mata uangnya menjadi mata uang internasional. Beberapa efek negatif menjadi mata uang internasional antara lain:
Negara itu harus me-maintain trust, yang menyebabkan negara itu memiliki tugas yang berat untuk dunia. Apabila negara pemilik mata uang internasional tidak dapat me-maintain trust, maka dapat menyebabkan mata uang itu drop secara tiba-tiba. Akan lebih sulit dalam mengontrol likuiditasnya.
Tidak Semua Mata
Uang Yang Kuat Dapat Menjadi Mata Uang Internasional
Untuk menjadi mata
uang internasional dibutuhkan pemilik yang kuat, dalam hal ini negara yang
kuat. Menjadi mata uang yang kuat bukan berarti mampu untuk menjadi mata uang
internasional. Ini disebabkan karena negara yang memiliki mata uang itu belum
tentu memiliki kestabilan ekonomi dan politik yang baik. Padahal untuk menjadi
mata uang internasional, dibutuhkan negara dengan keadaan ekonomi maupun
politik yang stabil, karena sebagai mata uang internasional dibutuhkan
kepercayaan dari dunia agar dunia menggunakannya.
Sebagai contohnya mata uang dari negara Iraq, yaitu Dinar. Walaupun saat ini Dinar sebagai salah satu mata uang yang terkuat, namun keadaan Iraq tidak stabil, karena perang, konflik dalam negeri, maupun perekonomiannya. Hal ini menyebabkan dunia tidak ingin mempercayakan mata uangnya kepada Dinar Iraq sebab walaupun mata uang itu terkuat, namun belum tentu dalam jangka panjang akan stabil.
Tidak stabil bisa terjadi karena perang yang makin menjadi-jadi atau konflik dalam negeri yang pada akhirnya dapat menyebabkan negara itu jatuh miskin lalu mata uangnya turun menjadi mata uang terlemah. Padahal menukarkan mata uang lalu menyimpannya adalah kegiatan jangka panjang, sehingga dibutuhkan kepercayaan yang besar dari dunia. Inilah sebab Dollar Amerika menjadi mata uang yang dipercayai dunia karena kondisi negaranya yang dapat diprediksi akan stabil dalam jangka panjang.
Sebagai contohnya mata uang dari negara Iraq, yaitu Dinar. Walaupun saat ini Dinar sebagai salah satu mata uang yang terkuat, namun keadaan Iraq tidak stabil, karena perang, konflik dalam negeri, maupun perekonomiannya. Hal ini menyebabkan dunia tidak ingin mempercayakan mata uangnya kepada Dinar Iraq sebab walaupun mata uang itu terkuat, namun belum tentu dalam jangka panjang akan stabil.
Tidak stabil bisa terjadi karena perang yang makin menjadi-jadi atau konflik dalam negeri yang pada akhirnya dapat menyebabkan negara itu jatuh miskin lalu mata uangnya turun menjadi mata uang terlemah. Padahal menukarkan mata uang lalu menyimpannya adalah kegiatan jangka panjang, sehingga dibutuhkan kepercayaan yang besar dari dunia. Inilah sebab Dollar Amerika menjadi mata uang yang dipercayai dunia karena kondisi negaranya yang dapat diprediksi akan stabil dalam jangka panjang.
Sumber :
uangindonesia.com
ohitzujisa.blogspot.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar