Rabu, 24 Januari 2018

Mengapa Dolar Menjadi Mata Uang Dunia

Mengapa Dolar Menjadi Mata Uang Dunia

Sejarah Membawa Dollar Menjadi Mata Uang Internasional

Dimulai dari perjanjian Bretton Woods setelah Perang Dunia 2 yang efeknya masih terasa hingga sekarang; perjanjian untuk menggunakan emas sebagai standar global nilai mata uang. Pada saat itu keadaan ekonomi negara-negara dunia, kecuali Amerika Serikat, hancur karena perang. Ini menyebabkan mereka bergantung pada pinjaman yang diberikan oleh Amerika.

Pinjaman ini diberikan dalam bentuk Dollar Amerika. Sebagai jaminan, Amerika menerima emas yang dimiliki negara-negara ini. Hasilnya, Amerika otomatis menguasai seluruh emas di dunia dan jadinya hanya Dollar Amerika yang nilainya disokong oleh emas.

Secara praktis, ini berarti Dollar Amerika telah menggantikan emas sebagai sumber likuiditas perekonomian dunia dan menjadi basis sistem keuangan dunia. Implikasinya, setiap negara membangun cadangan devisa dalam bentuk Dollar Amerika; cadangan Dollar diperlukan agar mata uang negara yang bersangkutan dapat ditukarkan dengan Dollar atau emas. Pada saat ini lah mata uang Amerika itu menjadi mata uang internasional. 

Pada 1978, sejumlah ekonomi di Robert Heller dan Malcolm Knight untuk pertama kalinya berhasil menemukan fakta bahwa rata-rata 66 persen cadangan dana asing di berbagai negara di dunia disimpan dalam bentuk dolar. Bahkan hingga saat ini, jumlah tersebut belum banyak berubah dengan data statistik dari IMF yang menunjukkan sekitar 60 persen dana asing disimpan dalam bentuk dolar.

Menurut Robert McCauley dan Tracy Chan sebagai penulis laporan BIS, semakin tinggi korelasi harga antara mata uang suatu negara dengan dolar, maka semakin tinggi cadangan dana berdenominasi dolar di negara tersebut.

Laporan tersebut juga menyebutkan, dolar tetap menguat bahkan saat mata uang besar lainnya melemah hingga 18 persen sejak 1978. Dan dalam 36 tahun tersebut, kontribusi ekonomi terhadap produk domestik bruto dunia hanya melemah enam persen saja.

Dolar AS sangat terkenal di seluruh dunia. Mata uang ini memang paling banyak dan paling mudah diperjualbelikan.

Hampir 85 persen dari total transaksi di pasar valuta asing dilakukan dalam mata uang ini. Tidak heran jika, dolar AS dikenal sebagai mata uang dunia. Apalagi, Amerika Serikat memiliki perekonomian yang sangat kuat. Tingginya nilai tukar dolar AS, salah satunya memang karena perekonomian negara ini.

Dalam perekonomian dunia, dolar AS juga memegang peranan penting. Naik turunnya harga dolar AS terhadap mata uang lain di berbagai dunia, biasanya juga akan berpengaruh terhadap keadaan perekonomian di suatu negara, termasuk Indonesia. Indonesia mengalami keadaan e  konomi yang kurang stabil juga karena dolar AS.

Saat berpergian ke luar negeri, uang dolar AS juga sering digunakan sebagai patokan jika akan melakukan transaksi keuangan. Misalnya saat mengunjungi Malaysia dan Singapura yang merupakan negara tetangga kita. Seseorang tidak bisa berbelanja di negara tersebut, jika belum menukarkan mata uang dengan mata uang negara bersangkutan.

Dengan menukarkan dolar Amerika Serikat (AS), sebagian orang juga ingin berinvestasi, mengingat harga dolar AS yang cukup tinggi.

Seperti berita di bulan lalu Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo mengatakan, saat ini kegiatan ekspor dunia usaha di Indonesia 94 persen masih menggunakan mata uang dolar Amerika Serikat (AS), sedangkan untuk transaksi impor masih ada 78 persen yang menggunakan dolar AS.

Resiko Menjadi Mata Uang Internasional

Tidak selalu menjadi mata uang internasional itu memberikan efek positif pada negara yang memiliki mata uang itu, dalam hal ini negara Amerika dengan Dollarnya.

Banyak efek negatif yang dapat melanda Amerika saat mata uangnya menjadi mata uang internasional. Beberapa efek negatif menjadi mata uang internasional antara lain:

Negara itu harus me-maintain trust, yang menyebabkan negara itu memiliki tugas yang berat untuk dunia. Apabila negara pemilik mata uang internasional tidak dapat me-maintain trust, maka dapat menyebabkan mata uang itu drop secara tiba-tiba. Akan lebih sulit dalam mengontrol likuiditasnya.

Tidak Semua Mata Uang Yang Kuat Dapat Menjadi Mata Uang Internasional

Untuk menjadi mata uang internasional dibutuhkan pemilik yang kuat, dalam hal ini negara yang kuat. Menjadi mata uang yang kuat bukan berarti mampu untuk menjadi mata uang internasional. Ini disebabkan karena negara yang memiliki mata uang itu belum tentu memiliki kestabilan ekonomi dan politik yang baik. Padahal untuk menjadi mata uang internasional, dibutuhkan negara dengan keadaan ekonomi maupun politik yang stabil, karena sebagai mata uang internasional dibutuhkan kepercayaan dari dunia agar dunia menggunakannya.

Sebagai contohnya mata uang dari negara Iraq, yaitu Dinar. Walaupun saat ini Dinar sebagai salah satu mata uang yang terkuat, namun keadaan Iraq tidak stabil, karena perang, konflik dalam negeri, maupun perekonomiannya. Hal ini menyebabkan dunia tidak ingin mempercayakan mata uangnya kepada Dinar Iraq sebab walaupun mata uang itu terkuat, namun belum tentu dalam jangka panjang akan stabil.

Tidak stabil bisa terjadi karena perang yang makin menjadi-jadi atau konflik dalam negeri yang pada akhirnya dapat menyebabkan negara itu jatuh miskin lalu mata uangnya turun menjadi mata uang terlemah. Padahal menukarkan mata uang lalu menyimpannya adalah kegiatan jangka panjang, sehingga dibutuhkan kepercayaan yang besar dari dunia. Inilah sebab Dollar Amerika menjadi mata uang yang dipercayai dunia karena kondisi negaranya yang dapat diprediksi akan stabil dalam jangka panjang.

Sumber :
uangindonesia.com

ohitzujisa.blogspot.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar